Selasa, 03 Januari 2012

KEHIDUPAN DALAM HATI


Ibnu Qoyyim
وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ حَتَّى إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَيِّتٍ فَأَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ كَذَلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (57) وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ وَالَّذِي خَبُثَ لَا يَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًا كَذَلِكَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ (58)  

“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, Maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. seperti Itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur. (QS. 7: 57-58)


Allah mengabarkan bahwa angin dan hujan adalah kehidupan sementara waktu, yng satu menjadi ungkapan dan kias bagi yang lain. Kemudin Allah menyebutkan qiyas yang lain, bahwa tanah itu ada tanah yang subur, yang akan menumbuhkan tanaman dengan seijin Rab-nya jika ia ditimpa hujan, dan yag lain ada tanah yang tandus, yang tidak bisa menumbuhkan tanaman kecuali dalam keadaan merana, atau yang sedikit manfaatnya. Jika hujan menimpanya, maka ia tidak bisa menumbuhkan tanaman seperti yang ditumbuhkan oleh tanah yang subur.   
 Allah menyerupakan wahyu yang diturunkan-Nya dari langit ke dalam hati, seperti air yang diturunkannya ke dalam tanah, karena masing-masing mendapat kehidupan.
Hati diserupakan dengan tanah, karena hati yang merupakan lahan amal, sebagaimana tanah yang menjadi lahan tanaman. Hati yang tidak bisa mengambil manfaat dengan adanya wahyu, tidak menjadi suci karenanya dan tidak beriman kepadanya, seperti tanah yang tidak mendatangkan manfaat karena hujan yang menimpanya, yang tidak menumbuhkan tanaman kecuali sedikit, dan itupun tidak bermanfaat.
Hati yang beriman kepada wahyu dan menjadi suci karenanya serta mengamalkan kandunganya, seperti tanah yang megeluarkan tanaman karena hujan yang menimpanya.
Jika orang mukmin mendengarkan Al-Qur’an dan memikirkan serta memahaminya, maka pengaruhnya akan tampak pada dirinya. Orang mukmin semacam ini diserupakan dengan tanah yang subur dan baik, yang baik pengaruhnya karenanya hujan yang turun mengenainya, lalu menumbukan berbagai tanaman yang berpasangan. Sementara orang yang berpaling dari wahyu kebalikan dari keadaan ini. Hanya Allahlah yang mampu memberi taufiq.

Sumber: Tafsir Ibnu Qoyyim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar